Minggu, 22 Desember 2013

Pengendalian Intern Versi COSO

Pengendalian Intern (versi COSO)
Pengertian pengendalian intern menurut COSO pada tahun 1992 yaitu suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil Lin, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan (efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku).


Pengendalian internal memiliki lima komponen yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.

Adapun faktor yang membentuk lingkungan pengendalian meliputi ;
•Integritas dan nilai etika
•Komitmen terhadap kompetensi
•Dewan direksi dan komite audit
•Filosofi dan gaya operasi manajemen
•Struktur organisasi
•Penetapan wewenang dan tanggung jawab
•Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia

2. Penialaian Risiko
Mekanisme yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas dimana organisasi beroperasi. Berkaitan dengan penilaian risiko, manajemen juga harus mempertimbangkan hal-hal khusus yang dapat muncul dari perubahan kondisi, seperti:
•Perubahan dalam lingkungan operasi
•Personel baru
•Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
•Pertumbuhan yang cepat
•Teknologi baru
•Lini, produk, atau aktivitas baru
•Operasi diluar negeri
•Perrnyataan akuntansi

3. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen penting dari pengendalian internal perusahaan, sebab sistem ini memungkinkan entitas memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan, mengelola, dan mengendalikan operasi perusahaan.

4. Aktivitas Pengendalian
Ini ditetapkan  untuk menstandarisasi proses kerja untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak beres /salah. Aktivitas pengendalian ini dapat dikategorikan melalui :
•Pemisahan tugas
 Bermanfaat untuk mencegah adanya tindak kecurangan.
•Pengendalian pemrosesan informasi
•Pengendalian fisik
•Review kerja

5. Pemantauan
Sistem pengendalian intern yang dipantau maka kekurangan dapat ditemukan dan efektifitas pengendalian meningkat. Pemantauan / monitoring penting karena berkaitan dengan pencapaian target/tujuan.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern , http://dwipuspaningsih511.blogspot.com/2013/04/pengendalian-internal-menurut-coso.html

Elemen Pengendalian Intern Versi COSO

Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut:
Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secarakolektif.

Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.

Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwaarahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.

a) Pengendalian Pemrosesan Informasi
-pengendalian umum
-pengendalian aplikasi
- otorisasi yang tepat
-pencatatan dan dokumentasi
-pemeriksaan independen
b)Pemisahan tugas
c)Pengendalian fisik
d)Telaah kinerja

Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan
keuangan untuk memahami :

a)Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
b)Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c)Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d)Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk
mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.

Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan peraturan.

Sumber : http://id.scribd.com/doc/43250173/Makalah-Struktur-pengendalian-Intern , http://anisatiaerlita.blogspot.com/2013/11/elemen-pengendalian-intern-versi-coso.html

Hambatan Pasif dan Contohnya

Hambatan atau acaman itu adalah suatu eksploitasi potensial dari kerentanan sebuah sistem.

Hambatan pasif adalah hambatan yang disebabkan secara tidak sengaja sehingga kerentanan dan ancaman dalam suatu sistem tidak dapat dipisahkan.

Contoh ancaman pasif adalah sistem yang bermasalah, bisa disebabkan karena bencana alam. Sistem bermasalah juga karena kegagalan-kegagalan peralatan dan komponen. Berbeda dengan hambatan aktif yang secara sengaja menghambat sistem, hambatan pasif diakibatkan oleh ketidaksengajaan.

Hambatan pasif mencakup sistem yang termasuk gangguan alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan badai. Kesalahan sistem yang mewakili kegagalan peralatan komponen seperti kelemahan disk, kekurangan tenaga, dan sebagainya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada hambatan pasif yaitu pada perangkat keras dapat dilakukan dengan cara full backup data.

Sabtu, 21 Desember 2013

COBIT (Control Objective for Information and Related)

Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA.
COBIT memiliki 4 cakupan domain, yaitu :
·         Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
·         Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
·         Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
·         Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)
Maksud utama COBIT ialah menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan IT.
COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.

1.      Business information requirements, terdiri dari : Information : effectiveness(efektif), efficiency (efisien), (keyakinan), integrity (integritas), availability(tersedia), (pemenuhan), reliability (dipercaya).
2.      Confidentiality compliance
3.      Information Technology Resource, terdiri dari : People, applications, technology, facilities, data.
4.      High – Level IT Processes.

COBIT didasari oleh analisis dan harmonisasi dari standar teknologi informasi dan best practices yang ada, serta sesuai dengan prinsip governance yang diterima secara umum. COBIT berada pada level atas yang dikendalikan oleh kebutuhan bisnis, yang mencakupi seluruh aktifitas teknologi informasi, dan mengutamakan pada apa yang seharusnya dicapai dari pada bagaimana untuk mencapai tatakelola, manajemen dan kontrol yang efektif. COBIT Framework bergerak sebagai integrator dari praktik IT governance dan juga yang dipertimbangkan kepada petinggi manajemen atau manager; manajemen teknologi informasi dan bisnis; para ahligovernance, asuransi dan keamanan; dan juga para ahli auditor teknologi informasi dan kontrol. COBIT Framework dibentuk agar dapat berjalan berdampingan dengan standar dan best practices yang lainnya.

Implementasi dari best practices harus konsisten dengan tatakelola dan kerangka kontrol Perusahaan, tepat dengan organisasi, dan terintegrasi dengan metode lain yang digunakan. Standar dan best practices bukan merupakan solusi yang selalu berhasil dan efektifitasnya tergantung dari bagaimana mereka diimplementasikan dan tetap diperbaharui.Best practices biasanya lebih berguna jika diterapkan sebagai kumpulan pinsip dan sebagai permulaan (starting point) dalam menentukan prosedur. Untuk mencapai keselarasan dari best practices terhadap kebutuhan bisnis, sangat disarankan agar menggunakan COBIT pada tingkatan teratas (highest level), menyediakan kontrol framework berdasarkan model proses teknologi informasi yang seharusnya cocok untuk perusahaan  secara umum.

COBIT FRAMEWORK
Kerangka kerja CobIT terdiri dari beberapa guidelines (arahan), yakni :
a.    Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high level control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu :planning & organization, acquisition & implementation, delivery & support, dan monitoring.
b.    Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendali rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance atau saran perbaikan.
c.    Management Guidelines
Berisi arahan baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang mesti dilakukan, seperti : apa saja indicator untuk suatu kinerja yang bagus, apa saja resiko yang timbul,dan lain-lain.
d.    Maturity Models
Untuk memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0 – 5).

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/COBIT , https://dosenindonesia.wordpress.com/tag/cobit/

COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission)

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, atau disingkat COSO, adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka.

COSO disponsori dan didanai oleh 5 asosiasi dan lembaga akuntansi profesional; American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), American Accounting Association (AAA), Financial Executives Institute (FEI), The Institute of Internal Auditors (IIA) dan The Institute of Management Accountants (IMA).

Misi utama dari COSO adalah  “Memperbaiki/meningkatkan kualitas laporan keuangan entitas melalui etika bisnis, pengendalian internal yang efektif, dan corporate governance.”
Untuk menindaklanjuti rekomendasi dari komisi treadway, COSO mengembangkan studi mengenai sebuah model untuk mengevaluasi pengendalian internal. Pada tehun 1992, telah diselesaikan studi tersebut dengan memperkenalkan sebuah “kerangka kerja pengendalian internal” yang akhirnya menjadi sebuah pedoman bagi para eksekutif, dewan direksi, regulator, penyusun standar, organisasi profesi , dan lainnya sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk mengukur efektifitas pengendalian internal mereka.

Kerangka Kerja Pengendalian Internal (Internal  Control-Integrated  Framework)
Dua tujuan utama dari laporan COSO adalah (1) untuk menetapkan definisi umum pengendalian internal yang melayani berbagai pihak, dan (2) menyediakan standar terhadap organisasi yang dapat menilai sistem pengendalian dan menentukan cara untuk meningkatkan/memperbaiki sistem tersebut.

Definisi Pengendalian Internal COSO
Suatu proses, yang dipengaruhi  oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya dari sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan/jaminan yang wajar berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam beberapa kategori”.
Kategori-kategori dalam pencapaian tujuan Pengendalian Internal
•Efektivitas dan efisiensi operasi
•Keandalan laporan keuangan
•Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

COSO menekankan Pengendalian Internal sebagai suatu “proses” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari aktivitas bisnis entitas yang berkelanjutan (on going business activities). Untuk tujuan pelaporan manajemen kepada publik.

Pengendalian Internal terkait penjagaan asset dari pengambilan, penggunaan, atau penghilangan yang tidak terotorisasi adalah suatu proses yang dipengaruhi  oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya dari sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan/jaminan yang wajar berkaitan dengan pencegahan atau deteksi dini terhadap pengambilan, penggunaan, atau penghilangan yang tidak terotorisasi terhadap asset entitas sehingga dapat memberikan pengaruh/efek yang material terhadap laporan keuangan.


Pihak yang terlibat
Didalam dokumen COSO dikatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam Pengendalian Internal adalah dewan komisaris, manajemen, dan pihak-pihak lainnya yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Serta menyatakan bahwa tanggung jawab atas penetapan, penjagaan, dan pengawasan sistem Pengendalian Internal adalah tanggung jawab manajemen.

Tujuan Pengendalian Internal bagi Organisasi 
Asumsi COSO, bahwa entitas telah menetapkan sendiri tujuan dari aktivitas operasinya. Namun COSO mengidentifikasikan tiga tujuan utama dari entitas, antara lain :
• Efektivitas dan efisiensi operasi
•Keandalan laporan keuangan
•Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 

Komponen yang saling terkait dalam internal control menurut COSO framework, yaitu:
COSO mengidentifikasi Sistem Pengendalian Internal yang efektif meliputi lima komponen yang saling berhubungan untuk mendukung pencapaian tujuan entitas, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) 
Pondasi dari komponen lainnya dan meliputi beberapa faktor diantaranya :
Integritas dan Etika
•Komitmen untuk meningkatkan kompetensi
•Dewan komisaris dan komite audit
•Filosofi manajemen dan jenis operasi
•Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
COSO menyediakan pedoman untuk mengevaluasi tiap faktor yang ada. Misal, filosofi manajemen dan jenis operasi dapat dinilai dengan cara menguji sifat dari penerimaan risiko bisnis, frekuensi interaksi dari tiap subordinat, dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.

b. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko. Identifikasi risiko merupakan pengujian terhadap faktor-faktor eksternal seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi.  Factor internal diantaranya kompetensi karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karakteristik pengelolaan sistim informasi. Sedangkan Analisis Risiko dilakukan dengan mengestimasi signifikansi risiko, menilai kemungkinan terjadinya risik, dan bagaimana mengelola risiko tersebut.

c. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Terdiri dari kebijakan dan prosedur yang menjamin karyawan melaksanakan arahan manajemen. Aktivitas Pengendalian meliputi review terhadap sistim pengendalian, pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistim informasi.
Pengendalian terhadap sistim informasi meliputi dua cara :
General controls, mencakup kontrol terhadap akses, perangkat lunak, dan  system development.
Application controls, mencakup pencegahan dan deteksi transaksi yang tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin completeness, accuracy,  authorization and validity dari proses transaksi yang terjadi.

d. Informasi dan komunikasi
Sistem yang memungkinkan orang atau entitas, memperoleh dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya dan adanya jalan untuk dapat mengakses informasi dari dalam dan luar, dengan mengembangkan strategi yang potensial dan sistem terintegrasi, serta perlunya data yang berkualitas. Sedangkan diskusi mengenai komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan Pengendalian Internal, dan mengumpulkan informasi pesaing.

e. Pengawasan (Monitoring)
Sistem pengendalian internal perlu dipantau sepanjang waktu, proses ini bertujuan untuk menilai mutu kinerja sistem sepanjang waktu. Ini dijalankan melalui aktivitas pemantauan yang terus-menerus, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya, melalui aktivitas yang berkelanjutan dan melalui evaluasi yang ditujukan terhadap aktivitas atau area yang khusus.


Di tahun 2004, COSO mengeluarkan report ‘Enterprise Risk Management – Integrated Framework’, sebagai pengembangan COSO framework di atas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise Risk Management, yaitu:
1. Lingkungan Internal (Internal Environment), Sangat menentukan warna dari sebuah organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko dari setiap orang dalam organisasi tersebut. Didalam lingkungan internal ini termasuk, filosofi manajemen risikodan risk appetite, nilai-nilai etika dan integritas, dan lingkungan dimana kesemuanya tersebut berjalan.

2. Penentuan Tujuan (Objective Setting), tujuan perusahaan harus ada terlebih dahulusebelum manajemen dapat mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berpotensi mempengaruhi dalam pencapaian tujuan tersebut. ERM memastikan bahwa manajemen memiliki sebuah proses untuk menetapkan tujuan dan tujuan tersebut terkait serta mendukung misi perusahaan dan konsisten dengan risk appetite-nya.

3. Identifikasi Kejadian (Event Identification), Kejadian internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan harus diidentifikasi, dan dibedakan antara risiko dan peluang yang dapat terjadi. Peluang dikembalikan kepada proses penetapan strategi atau tujuan manajemen.

4. Penilaian Risiko (Risiko Assessment), Risiko dianalisis dengan memperhitungkan kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampaknya (impact), sebagai dasar bagi penentuan pengelolaan risiko.

5. Respons Risiko (Risk Response), manajemen memilih respons risiko, menghindar, menerima, mengurangi, mengalihkan, dan mengembangkan suatu kegiatan agar risiko yang terjadi masih sesuai dengan toleransi dan risk appetite.

6. Kegiatan Pengendalian (Control Activities), kebijakan serta prosedur yang ditetapkan dan diimplementasikan untuk membantu memastikan respons risiko berjalan dengan efektif.

7. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication), Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap orang menjalankan tanggung jawabnya.

8. Pengawasan (Monitoring), Keseluruhan proses ERM dimonitor dan modifikasi dilakukan apabila perlu. Pengawasan dilakukan secara melekat pada kegiatan manajemen yang berjalan terus-menerus, melalui evaluasi secara khusus, atau dengan keduanya.

Fokus utama
COSO menyatakan Pengendalian Internal merupakan partisipasi dari semua stakeholder (pemangku kepentingan) entitas yang meliputi seluruh/semua area atau fungsi dari bisnis entitas.

Evaluasi keefektifan Pengendalian Internal
Meskipun COSO menekankan Pengendalian Internal sebagai suatu “proses” namun keefektifan dari pelaksanaannya dinyatakan sebagai sebuah kondisi dalam suatu titik waktu tertentu. Jika defisiensi Pengendalian Internal telah dikoreksi/dibetulkan pada saat pelaporan, COSO menyetujui apabila laporan manajemen pada pihak luar menyatakan bahwa Pengendalian Internal telah berjalan efektif.

Bagaimana pelaporan masalah Pengendalian Internal
COSO menjelaskan bagaimana manajemen memperoleh dan mengolah informasi jika terjadi defisiensi Pengendalian Internal. COSO merekomendasikan kepada personil yang mengidentifikasi terjadinya defisiensi untuk segera melaporkannya kepada atasan langsungnya, namun jika informasinya sensitif maka perlu adanya jalur khusus penyampaian informasi.

Hambatan Aktif dan Contohnya

Hambatan aktif mencakup penggelapan terhadap komputer dan sabotase terhadap komputer Terdapat sedikitnya lima metode yang dapat dipakai oleh orang untuk melakukan penggelapan komputer. Metode-metode ini adalah menipulasi masukan, gangguan program, gangguan berkas secara langsung, pencurian data, dan sabotase,. Contoh hambatan aktif dalam suatu sistem yaitu :

1. Manipulasi Masukan.
Dalam sebagian besar kasus penggelapan computer, manipulasi masukan merupakan salah satu metode yang digunakan. Metode ini hanya membutuhkan sedikit kemampuan teknis saja. Orang yang menggangu masukan computer bisa saja sama sekali tidak tahu bagaimana computer beroperasi.

2. Gangguan Program.
Gangguan program barangkali merupakan metode yang paling sedikit digunakan dalam penggelapan computer. Ini karena untuk melakukannya dibutuhkan kemampuan pemrograman yang hanya dipunyai oleh sedikit orang saja. Juga, di banyak perusahaan besar terdapat metode pengujian program yang dapat digunakan untuk mendeteksi program yang diganggu.

3. Gangguan berkas secara langsung.
Dalam beberapa kasus, ada orang-orang yang melakukan potong jalur terhadap proses normal untuk pemasukan data ke program-program computer. Jika ini terjadi, maka akibatnya sangat merusak.

4. Pencurian data.
Pencurian data terhadap data-data penting merupakan masalah serius dalam bisnis sekarang ini. Dalam banyak indurstri yang sangat kompetitif, telah terjadi pencurian informasi kuantitatif maupun kualitatif mengenai pesaing.

5. Sabotase.
Sabotase komputer menciptakan bahaya serius terhadap instalasi komputer. Pengrusakan terhadap komputer atau perangkat lunak dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Karyawan-karyawan yang tidak puas, khususnya yang dipecat, biasanya menjadi sumber sabotase terhadap sistem komputer. Dalam beberapa kasus, para pengganggu dapat memanfaatkan sabotase untuk menutupi penggelapan yang ia lakukan. Sebagai contoh, seseorang dapat mencuri berkas master dan kemudian ia menutupi ia perbuatannya dengan menyabotase disk komputer atau media lain.

Sumber : http://rizfamoslem.blogspot.com/2012/11/hambatan-aktif-dalam-sistem.html , http://lisa-widya.blogspot.com/

Kerentanan Sistem


Sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.Sedangkan Kerentanan adalah suatu kelemahan di dalam suatu sistem.Setiap sistem pasti mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing.Sistem informasi dalam bentuk elektronika sangat rentan terhadap acaman yang akan timbul yang diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu.

Kerentanan sistem merupakan kelemahan dalam suatu sistem, sedangkan hambatan (ancaman) merupakan bentuk eksploitasi potensial dari kerentanan.
Terdapat dua kategori hambatan, yaitu aktif dan pasif.
Hambatan aktif mencakup penggelapan terhadap komputer dan sabotase terhadap komputer, sedangkan hambatan pasif mencakup kesalahan-kesalahan sistem termasuk gangguan alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan badai.
Kesalahan sistem mewakili kegagalan peralatan komponen, seperti kelemahan disk, kekurangan tenaga, dan sebagainya.
Bagian tersisa dari sesi ini akan berfokus pada hambatan aktif (penggelapan dan sabotase).
Kerentanan dan Penyalahgunaan sistem ketika sejumlah data penting dalam bentuk digital, maka data tersebut rentan terhadap berbagai jenis ancaman, dari pada data yang tersimpan secara manual. ancaman-ancaman tersebut bisa saja berasal dari faktor teknis, organisasi, dan lingkungan yang diperparah oleh akibat keputusan manajemen yang buruk.


Beberapa ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi dan berpengaruh terhadap sistem informasi, adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan perangkat keras.
2. Perangkat lunak tidak berfungsi.
3. Tindakan-tindakan personal.
4. Penetrasi akses ke terminal.
5. Pencurian data atau peralatan.
6. Kebakaran.
7. Permasalahan listrik.
8. Kesalahan-kesalahan pengguna.
9. Program berubah.
10. Permasalahan-permasalahan telekomunikasi.


Oleh karenanya, para pengguna komputer disarankan untuk secara berkala memperbarui program anti virus mereka. Semakin meningkatnya kerentanan dan gangguan terhadap teknologi informasi telah membuat para pengembang dan pengguna system informasi untuk menempatkan perhatian yang khusus, terutama terhadap permasalahan-permasalahan yang dapat menjadi kendala untuk penggunaan sistem informasi secara memadai.

Minggu, 03 November 2013

Pengertian Data Flow Diagram dan Contoh DFD

Pengertian Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram atau sering disingkat DFD adalah perangkat-perangkat analisis dan perancangan yang terstruktur sehingga memungkinkan peng-analis sistem memahami sistem dan subsistem secara visual sebagai suatu rangkaian aliran data yang saling berkaitan.














gambar 1.1 Simbol-simbol dalam DFD

Entitas biasanya diberi nama dengan kata benda.

Aliran data merupakan perpindahan data dari satu titik ke titik yang lain (penggambarannya dengan cara kepala tanda panah mengarah ke tujuan datanya.

Proses biasanya selalu menunjukkan suatu perubahan data dan terjadinya proses transformasi data.

Penyimpanan Data (data store) diberi nama dengan kata benda, sesuai dengan data yang disimpan didalamnya.

Didalam DFD terdapat 3 level, yaitu :

1. Diagram Konteks : menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan tingkatan tertinggi dalam DFD dan biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram ini sama sekali tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan.

2. Diagram Nol (diagram level-1) : merupakan satu lingkaran besar yang mewakili lingkaran-lingkaran kecil yang ada di dalamnya. Merupakan pemecahan dari diagram Konteks ke diagram Nol. di dalam diagram ini memuat penyimpanan data.

3. Diagram Rinci : merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram Nol.

Fungsi DFD

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

Contoh DFD


















Sumber : http://7enius.wordpress.com/2012/03/11/pengertian-fungsi-dan-contoh-dari-data-flow-diagramdfd/ , http://bocahpetualang99.blogspot.com/

Simbol Tambahan dan Artinya

Penjelasan arti dari simbol – simbol tambahan pada flowchart dapat didefinisikan seperti gambar yang terdapat dibawah ini:






Simbol diatas sebagai pekerjaan/operasi secara manual/bukan komputer.





Simbol diatas sebagai pita punched.





Simbol diatas sebagai display/tampilan (di layar atau monitor).





Simbol diatas kartu punched. Data dan intruksi dapat disimpan pada kartu punched.




Simbol diatas sebagai penghubung.

Sumber : H.S, Suryadi., dan  Agus Sumin (1997). Pengantar Algoritma dan Pemograman. Depok: Penerbit Universitas Gunadarma.
http://lisa-widya.blogspot.com/2013/10/simbol-simbol-tambahan-artinya.html


Simbol simbol Pemrosesan dan Artinya

Penjelasan arti dari simbol – simbol pemrosesan pada flowchart dapat didefinisikan seperti gambar yang terdapat dibawah ini:





Simbol ini digunakan untuk melakukan perhitungan matematika yang hasilnya diberikan sebagai harga suatu variabel.







Simbol ini digunakan untuk memberi harga kepada suatu variabel.

Sumber : http://lisa-widya.blogspot.com/2013/10/simbol-simbol-permprosesan-artinya.html

Simbol Simbol Masukkan dan Artinya

Symbol Process


yang menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya

Symbol magnetig-tape unit

Symbol yang menyatakan input berasal pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic


Symbol punched card

Symbol yang menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu


Symbol disk and on-line storage

Symbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk


Symbol display

Symbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya

Symbol transmittal tape

Symbol untuk menyatakan input berasal dari mesin jumlah/hitung


Symbol dokumen

symbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas

Simbol Dasar Flowchart


Pengenalan Flowchart
Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.
Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan adanya flowchart urutan proses kegiatan menjadi lebih jelas. Jika ada penambahan proses maka dapat dilakukan lebih mudah. Setelah flowchart selesai disusun, selanjutnya pemrogram (programmer) menerjemahkannya ke bentuk program dengan bahsa pemrograman.
Simbol-simbol flowchart
Flowchart disusun dengan simbol-simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang dipakai antara lain :

Flow Direction symbol



Yaitu simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain.
Simbol ini disebut juga connecting line.


Terminator Symbol




Yaitu simbol untuk permulaan (start) atau akhir (stop) dari suatu kegiatan

Connector Symbol





Yaitu simbol untuk keluar – masuk atau
penyambungan proses dalam lembar / halaman yang sama.

Connector Symbol



Yaitu simbol untuk keluar – masuk atau
penyambungan proses pada lembar / halaman yang berbeda.




Processing Symbol



Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh komputer

Simbol Manual Operation


Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer


Simbol Decision



Simbol pemilihan proses berdasarkan kondisi yang ada.


Simbol Input-Output



Simbol yang menyatakan proses input dan
output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya

Simbol Preparation



Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan
digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage.

Simbol Predefine Proses


Simbol untuk pelaksanaan suatu bagian (sub-program)/prosedure

Simbol Display



Simbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan
yaitu layar, plotter, printer dan sebagainya.

Simbol disk and On-line Storage



Simbol yang menyatakan input yang berasal dari disk atau disimpan ke disk.


Simbol magnetik tape Unit



Simbol yang menyatakan input berasal dari pita magnetik
atau output disimpan ke pita magnetik.


Simbol Punch Card




Simbol yang menyatakan bahwa input berasal dari kartu atau
                         output ditulis ke kartu
Simbol Dokumen



Simbol yang menyatakan input berasal dari dokumen
dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas.

Sumber : http://lisa-widya.blogspot.com/2013/10/simbol-dasar-flowchart_29.html

Minggu, 13 Oktober 2013

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :

Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.

SIA terdiri dari 3 subsistem:

Sistem pemrosesan transaksi
mendukung proses operasi bisnis harian.

Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup
menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.

Faktor–faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan sistem informasi akuntansi:
1. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu sistem informasi akuntansi harus menyediakan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat waktu serta dapat memenuhi kebutuhan dan kualitas yang sesuai..
2. Sistem informasi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yaitu sistem informasi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan.
3. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem informasi akuntansi tersebut harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal.

Ciri dalam transaksi SIA :
Menghasilkan jumlah data yg besar, yg tiap hari selalu diproses, disimpan dan membutuhkan kecepatan akses yg cepat serta keakuratan yg tinggi
Membutuhkan kemudahan dalam pengoperasian pengontrolan serta prosedur error-checking yg baik dalam menjaga sekuritas dan keakuratan data
Dirancang khusus untuk kemudahan audit data, serta tracing (menelusuri) transaksi yg terjadi
Beberapa menggunakan aplikasi DDS dan MIS, misal digunakan dalam menentukan estimasi dan perencanaan anggaran



Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_akuntansi
http://riezquchiha.wordpress.com/2010/10/09/sistam-informasi-akuntansi-sia/

Pengertian Akuntansi

Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis (business language), atau lebih tepatnya sebagai bahasa pengambilan keputusan. Semakin seseorang menguasai bahasa ini, maka akan semakin baik pula orang tersebut menangani berbagai aspek keuangan dalam kehidupannya.
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.
Definisi akuntansi dapat dirumuskan melalui 2 (dua) sudut pandang, yakni definisi dari sudut pandang pengguna jasa akuntansi dan definisi dari sudut pandang proses kegiatannya.
Apabila ditinjau dari sudut pandang pengguna jasa akuntansi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu dan atau aktivitas jasa yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan suatu entitas atau transaksi yang bersifat keuangan.
Fungsi atau Kegunaan informasi akuntansi adalah untuk:
1. Pertanggungjawaban entitas kepada para investor, kreditor, pemerintah, dan sebagainya.
2. Membuat perencanaan yang efektif, sekaligus mengadakan pengawasan, serta pengambilan keputusan ekonomi yang tepat oleh manajemen;
Jika ditinjau dari sudut pandang proses kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu entitas.
Dari sini bisa dilihat, bahwa akuntansi merupakan kegiatan yang kompleks, menyangkut berbagai macam kegiatan, sehingga pada dasarnya akuntansi harus:
1. Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil;
2. Memroses atau menganalisis data yang relevan;
3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Untuk membuat Laporan Keuangan dalam perusahaan jasa, terdapat delapan langkah Siklus Akuntansi. dimana kedelapan langkah siklus akuntansi tersebut antara lain :
Transaksi keuangan
Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi, dalam satu periode akuntansi
Membuat Jurnal Umum berdasarkan catatan no.2
Membuat Buku Besar
Membuat Jurnal Penyesuaian
Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan Perubahan Modal
Membuat Jurnal Penutup
Membuat Neraca Saldo setelah penutupan

Dari definisi di atas, secara sederhana kita dapat menjelaskan bahwa akuntansi dapat menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kondisi perusahaan.
Dengan demikian, secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi keuangan yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Sebagai suatu sistem informasi keuangan, akuntansi merupakan sebuah proses dari 3 (tiga) aktivitas, yaitu pengidentifikasian, pencatatan dan komunikasi kejadian-kejadian ekonomis suatu perusahaan yang menghasilkan informasi bagi penggunanya/user dalam suatu perusahaan.

Pengertian Akuntansi menurut para Ahli:

Pengertian Akuntansi menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA). akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtsaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian – kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil – hasilnya.

Pengertian Akuntansi menurut Charles T. Horngren dan Walter T.Harrison : akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memroses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

Pengertian Akuntansi menurut American Accounting Association yang mendefinisikan akuntansi sebagai proses mengidentifisikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.



Sumber: http://fatih-io.biz/pengertian-akuntansi.html
http://universitaspendidikan.com/pengertian-akuntansi-dan-tujuan-akuntansi-dalam-perusahaan/

Senin, 07 Oktober 2013

Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi == input - proses – output .

Pengertian Informasi menurut para ahli:

Pengertian Informasi Menurut Raymond Mc.leod   Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat  ini atau mendatang .

Pengertian Informasi Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”

Abdul Kadir (2002: 31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Pengertian Informasi Menurut George H. Bodnar, (2000: 1), “Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat”

Pengertian Informasi Menurut Lani Sidharta (1995: 28), “Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk membuat keputusan”

Pengertian Informasi Menurut Para Ahli - Anton M. Meliono (1990: 331), “Informasi adalah data yang telah diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan”

Pengertian Informasi Menurut Gordon B. Davis (1991: 28), “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”

Kualitas informasi;
Tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus :
• Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya.
• Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
• Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.


Sumber: http://willis.comze.com/pengertian_informasi.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-informasi-menurut-para-ahli.html

Minggu, 29 September 2013

Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

dari penjabaran pengertian tentang sistem diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa sistem itu memang kompleks dan sangat terkait dengan hal yang ada didalamnya, karena sistem tidak akan jalan apabila salah satu elemen sistem tersebut tidak jalan.

Sumber : http://pengertiansisteem.blogspot.com/

Jumat, 14 Juni 2013

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau yang lebih sering disingkat BLSM, menurut saya kebijakan pemerintah yang seperti itu cukup baik dan perlu didukung karena hal tersebut sedikit membantu masyarakat kecil, akibat dampak kenaikan BBM yang menurut saya sangat memberatkan masyarakat terutama masyarakat kecil.

Tetapi bantuan tersebut harus sangat diawasi oleh pihak pihak tertentu yang bertanggung jawab atas program ini sehingga program ini dapat sampai kepada sasaran yang tepat tidak salah sasaran, sebaiknya BLSM ini diberikan kepada masyarakat kecil yang memang sudah tidak mampu untuk bekerja seperti lanjut usia atau cacat fisik maupun mental, selain dari orang orang tersebut seharusnya pemerintah memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka masyarakat kecil yang masih mampu untuk bekerja, sehingga dengan begitu, mental masyarakat Indonesia tidak selalu mengandalkan bantuan dari pemerintah yang mungkin bersifat sementara dan belum tentu tersebar rata, adapun beberapa hal yang wajib diperhatikan pemerintah dalam rangka pemberian BLSM ini, seperti:

A. Memperketat pengawasan dan pengendalian penyaluran BLSM agar tepat sasaran dan mencegah terjadinya penyimpangan.

B. Menyususn langkah langkah dan pemetaan antisipasi terhadap permasalahan yang mungkin terjadi dapat menghambat pelaksanaan BLSM.

C. Memastikan bahwa penerima manfaat BLSM adalah masyarakat yang terkena dampak langsung kenaikan BBM dan

D. Melibatkan berbagai pihak untuk mempermudah penyaluran dan pelayanan bagi penerima manfaat pelaksanaan program BLSM.

Dengan memperhatikan hal hal tersebut setidaknya memperkecil angka menyimpangnya BLSM tersebut. dan semoga BLSM tersebut dapat sampai ke tangan masyarakat masyarakat kecil yang tepat dan sangat membutuhkan.

Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/06/07/078486339/Ini-Rincian-BLSM-yang-Disetujui-Komisi-VIII-DPR

Minggu, 26 Mei 2013

Pengalaman Mengesankan Menggunakan Alat Transportasi

Pengalaman Menyenangkan Ketika Menggunakan Alat Transportasi


Pada suatu hari saya ingin melakukan perjalan liburan saya ke Yogyakarta, saya memilih Yogyakarta karena itu merupakan salah satu tempat yang menyenangkan untuk berlibur, selain disana memiliki beberapa objek wisata, kuliner disana pun beragam.
hari itu saya memilih untuk menggunakan pesawat terbang, selain waktunya yang lebih cepat dibandingkan alat transportasi lain, pesawat terbang juga memiliki kenyamanan tersendiri bagi penumpangnya. Setelah sampai d Yogyakarta saya melanjutkan acara liburan saya, disana saya menginap hanya sehari saja, setelah itu saya melanjutkan liburan saya ke Ibu Kota Jawa Tengah yaitu Semarang, saya berangkat ke Semarang menggunakan alat transportasi darat yaitu Travel karena jaraknya yang dekat sehingga hanya ada alat transportasi itu untuk menuju Kota Semarang dari Yogya.

Dengan waktu tempuh kira kira empat jam akhirnya saya sampai disemarang, disana saya menghabiskan waktu liburan saya yang tersisa yaitu 3hari saja. Disana saya mengunjungi beberapa tempat kuliner yang cukup lezat. Setelah puas berlibur disana, akhirnya saya kembali ke Jakarta menggunakan alat transportasi darat lagi yaitu Kereta Api. Dengan waktu tempuh sekitar 6jam akhirnya saya sampai di Jakarta. Saya merasa sangat senang karena bisa menggunakan beberapa alat transportasi pada liburan saya yang tidak begitu lama itu. Itu merupakan salah satu pengalaman yang menyenangkan.

Strategi untuk Memajukan Pertahanan Nasional


Pengertian Pertahanan Negara

Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.


Hakikat

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.
Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.
Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara (sebelumnya pertahanan terhadap pesawat: DCA), pertahanan rudal, dll. Tindakan, taktik, operasi atau strategi pertahanan adalah untuk menentang/membalas serangan.


Jenis pertahanan

Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan
Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.


Komponen pertahanan

Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen pendukung". Sistem Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.

Komponen utama
"Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas tugas pertahanan.

Komponen cadangan
"Komponen cadangan" (Komcad) adalah "sumber daya nasional" yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.

Komponen pendukung
"Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional" yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik.

"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dari sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.

Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen :

Para militer
Polisi (Brimob) - (lihat pula Polri)
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Perlindungan masyarakat(Linmas) lebih dikenal dengan sebutan pertahanan sipil (Hansip)
Satuan pengamanan (Satpam)
Resimen Mahasiswa (Menwa)
Organisasi kepemudaan
Organisasi bela diri
Satuan tugas (Satgas) partai
Tenaga ahli/profesi
Sumber daya manusia sesuai keahlian atau berdasarkan profesi.

Industri
Semua Industri yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kekuatan utama dan kekuatan cadangan dalam menghadapi ancaman.

Sumber daya alam/buatan dan sarana prasarana
Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air dan dirgantara yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan untuk kepentingan pertahanan negara.

Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan daya gunanya untuk kepentingan pertahanan negara

Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional.

Sumber daya manusia
Sumber daya manusia adalah warga negara yang secara psikis dan fisik dapat dibina dan disiapkan kemampuannya untuk mendukung komponen kekuatan pertahanan keamanan negara.



Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan_negara



Minggu, 14 April 2013

Hak Asasi Manusia dan Eksistensi Indonesia




HAM adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang sangat berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu memiliki tanggung jawab, utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hak-hak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut sebagai manusia.

Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik. Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan individu terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri.

Contoh pelanggaran HAM:
Penindasan dan membatasi hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang.
Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi.
Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan penguasa dan partai tiran/otoriter.


Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara merupakan kesepakatan politik ketika Negara Indonesia didirikan, dan hingga sekarang di era globalisasi. Negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar Negara. Sebagai dasar Negara tentulah Pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapai tantangan global dunia yang terus berkembang. Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan – batasan di antara Negara seakan tidak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat.
Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia, jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antarbangsa dan Negara di dunia. Akan tetapi jika tidak dapat memfilter dengan baik sehingga hal – hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan Indonesia.
Dari faktor – faktor tersebutlah dibutuhkan peranan Pancasila sebagai dasar dan pedoman Negara dalam menghadapi tantangan global yang terus meningkat di era globalisasi.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://research.amikom.ac.id/index.php/SSI/article/view/5025